Menpora Amali Tegaskan Jordy Amat dan Sandy Walsh adalah Program Jangka Pendek Karena Ada Kebutuhan Timnas

    Menpora Amali Tegaskan Jordy Amat dan Sandy Walsh adalah Program Jangka Pendek Karena Ada Kebutuhan Timnas
    Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali

    JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menegaskan bahwa naturalisasi dua calon pemain Tim Nasional (Timnas) sepakbola Indonesia, Jordy Amat Maas dan Sandy Henny Walsh merupakan program jangka pendek karena ada kebutuhan pemain di Timnas dalam waktu dekat.Hal ini disampaikan Menpora Amali saat melakukan Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi X DPR di Ruang Rapat Komisi X DPR, Gedung Nusantara II, Senayan Jakarta Pusat, Kamis (1/9). Raker ini juga dihadiri Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan dan jajaran serta calon pemain naturalisasi Jordy Amat.

    Menurut Menpora Amali, selain memiliki keturunan Indonesia dari nenek dan kakeknya, kedua pemain yang masing-masing bermain di posisi bek tengah dan bek kanan ini memang secara teknis dan kualitas permainan sangat dibutuhkan oleh timnas dan direkomendasikan oleh pelatih timnas Shin Tae yong. Dijelaskannya, kedua pemain ini dibutuhkan dalam waktu dekat untuk tampil menghadapi dua laga penting FIFA Match Day di Indonesia melawan timnas Curacao pada 24 September dan 27 September mendatang. Sebenarnya, pelatih asal Korea Selatan tersebut membutuhkan tiga pemain naturalisasi. Namun untuk satu pemain lagi yakni Shayne Pattynama masih dalam proses di Kemenkum HAM dan Sekretariat Negara.

    “Naturalisasi ini program jangka pendek kita. Kita tidak mengharapkan itu menjadi satu hal yang jangka panjang dan terus-terus kita lakukan. Tapi karena ada kebutuhan dalam jangka pendek terutama pada tim-tim senior. Karena seperti U-16 tidak ada yang ingin naturalisasi, ” kata Menpora Amali.

    Disamping itu, Menpora Amali menilai naturalisasi untuk jangka pendek ini memiliki dampak yang luar biasa terhadap pemain muda dan juga prestasi olahraga. Salah satunya naturalisasi yang dilakukan dalam cabang olahraga Bola bakset yang berakibat pada prestasi juara atau raihan medali emas pada SEA Games di Vietnam beberapa waktu lalu.

    “Hadirnya mereka (pemain naturalisasi) akhirnya kita bisa membuat sejarah dimana kita tidak pernah bisa menang melawan Filipina. Tetapi begitu di SEA Games kemarin, kita mendapatkan medali emas. Itu adalah hasil dari naturalisasi yang disetujui oleh Komisi X DPR, ” katanya.

    Untuk kedepan, Menpora Amali memastikan akan lebih fokus dilakukan pembinaan pemain-pemain muda dari usia dini. Hal ini sejalan dengan adanya Inpres No 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Sepakbola Nasional. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan akan membangun Trainning Camp (TC) yang berlokasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.

    “Kita akan mempunyai trainning center atau trainning ground untuk sepak bola kita di Ibukota Nusantara dan itu sudah tersedia lahannya dan bahkan disamping stadion yang utamanya didukung oleh 5 atau 7 lapangan (latihan), ” ujarnya.

    Bahkan, rencananya TC tersebut akan dilengkapi dengan kantor federasi atau PSSI. Sebab, nantinya kalau ibu kota pindah, federasi juga harus berada di ibukota negara berdasarkan aturan dari FIFA.“Jadi semuanya lengkap, hotelnya dan lain sebagainya Itu sudah lengkap, ” tukasnya.(ded)

    zainudin amali menpora ri jordy amat maas sandy henny walsh
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    1,3 Milyar Data Registrasi SIM Card Masyarakat...

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Kodim Jayapura Dukung Pemerintah Kota Jayapura Apel Gelar Pasukan Keamanan Pilkada Serentak Tahun 2024
    A Celebration of Unity: TNI 323 and Nipuralome Villagers Commemorate Battalion Anniversary Together
    Building Bonds, Building Futures: TNI 323 and Ambobera Residents Unite in Service
    ROSITA Initiative: TNI 503 Kostrad Boosts Local Economy, Inspiring Hope in Papua

    Ikuti Kami