sumatra barat - Sudah menjadi tradisi setiap kali datang bulan Ramadan dibarengi dengan kemunculan beragam aneka jajanan makanan, kebiasaan ini semata-mata untuk membuat ibadah puasa menjadi bergairah. Hal ini menjadi penyebab meningkatnya minat dan daya beli masyarakat pada makanan dan bahan pokok. Atas dasar itu, Komisi IX DPR RI ingin memastikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengawalan dan menjamin peredaran makanan di bulan puasa ini tidak berisiko pada kesehatan.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh pun memimpin Kunjungan Kerja Spesifik ke Sumatera Barat dalam rangka pengawasan peredaran makanan dan minuman pada bulan Ramadan. Komisi IX berharap agar BPOM menjamin peredaran makanan yang sehat dan bergizi. "Semoga dalam kunjungan kami kali ini tidak ditemukan makanan yang mengandung zat kimia dan sudah kedaluwarsa yang tidak bagus dikonsumsi oleh tubuh, " harap Ninik, sapaan akrabnya saat berkunjung ke BPOM Padang, Sumatera Barat, Kamis (7/4/2022).
Baca juga:
Komitmen Calon Komisioner OJK Akan Diuji
|
Pada kunjungan kali ini, Komisi IX DPR RI akan menghasilkan rekomendasi kepada mitra kerja, terutama BPOM RI untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan agar masyarakat dapat mengkonsumsi makanan dan minuman yang aman, bermutu, dan bergizi. Komisi IX DPR RI juga berharap agar Badan POM beserta Balai POM di seluruh Indonesia meningkatkan pengawasan terhadap pangan jajanan berbuka puasa, agar terhindar dari bahan berbahaya. Intensifikasi pengawasan ini dilakukan secara terpadu dan sinergis bersama lintas sektor.
Kunjungan ini diikuti sejumlah Anggota Komisi IX DPR RI, di antaranya Darul Siska (Fraksi Golkar), Harvey B Malaiholo (Fraksi PDI-Perjuangan), Rahmat Handoyo (Fraksi PDI-Perjuangan), Wenny Haryanto (Fraksi Golkar), Ade Rezki Pratama (Fraksi Gerindra), Syuir Syam (Fraksi Gerindra), Nurhadi (Fraksi Nasdem), dan Arzeti Bilbina (Fraksi PKB). Turut mendampingi, Direktur Pengawasan peredaran Pangan Olahan Ratna Irawati dan Deputi Wilayah Sumbarteng Jambi BPJS Kesehatan Eddy Sulistihanto Hadie. (eko/sf)